readbud - get paid to read and rate articles

Rabu, 28 September 2011

PROGRAM PT. SURYA DIRGANTARA MANDIRI

Posted by CONTRAKTOR 00.04, under | No comments


Health
Statement : PT. SURYA DIRGANTARA MANDIRI menjamin semua pekerja dapat bekerja secara Sehat dan dengan gaya hidup yang sehat juga.
Kesehatan adalah Aset yang sangat penting dalam bekerja dan beraktifitas, sehingga PT. SURYA DIRGANTARA MANDIRI mengadakan program-program untuk mendukung Kesehatan Pekerjanya.
Objective :
Mencegah Penyakit akibat Kerja
Menciptakan Iklim Kerja yang sehat serta mendukung Kesehatan Pekerja secara Optimal
Safety
Statement : PT. SURYA DIRGANTARA MANDIRI menjamin semua pekerja dan mitra untuk bekerja dengan aman dan dapat Selamat kembali kepada keluarga di rumah
PT. SURYA DIRGANTARA MANDIRI beserta Manajemen dan Pekerjanya sangat memperhatikan Aspek-Aspek Keselamatan dalam bekerja dan beraktifitas.
Keselamatan adalah Prioritas utama yang tidak dapat diabaikan, walaupun pencapaian-pencapaian lain dalam hal produksi dan pemasaran adalah tujuan perusahaan. Pencapaian target produksi dan keberhasilan pemasaran akan menjadi percuma jika aspek keselamatan tidak diperhatikan, untuk itulah semua Pekerja berkomitmen dalam hal mendukung dan memperhatikan aspek keselamatan dalam bekerja.
Objective :
Tanpa Insiden
Menghilangkan faktor-faktor resiko Kecelakaan Kerja
Security
Statement : PT. SURYA DIRGANTARA MANDIRI menjamin Keamanan Pekerja dan Mitra serta Peralatan Kerja terhadap gangguan-gangguan.
Keamanan dalam lingkungan Kerja merupakan faktor utama untuk terciptanya Suasana Kerja yang kondusif sehingga meningkatkan Produktifitas Pekerja dan Peralatan Kerja.
PT. SURYA DIRGANTARA MANDIRI mempunyai Sistem Manajemen Pengamanan yng disingkat dengan SMP yaitu Sistem Pengamanan Terpadu yang disusun oleh Kepolisian RI dimana dilakukan Audit/verfikasi secara Rutin oleh sebuah Tim dari Kepolisian RI.
Objective :
Tanpa Kehilangan Asset akibat Pencurian
Tanpa terhentinya Operasi akibat gangguan Keamanan
Environment
Statement : PT. SURYA DIRGANTARA MANDIRI menjamin lingkungan Kerja yang ramah lingkungan, operasi tanpa berbahaya dan ramah lingkungan serta berusaha menekan emisi terhadap lingkungan serta meningkatkan Efisiensi Energi.


Aspek Lingkungan sudah menjadi Prioritas utama dalam Operasi Perusahaan baik di kantor Pusat maupun Unit-unit Operasi, dimana Proses Eksplorasi, Produksi, Pengolahan, Distribusi maupun Penyimpanan (Storage) harus mengedepankan aspek Lingkungan yang ramah lingkungan, tanpa pencemaran dan emisi/radiasi maupun LImbah beracun serta meningkatkan pemakaian Energi secara Efisien.
Objective :
Tanpa Pencemaran Lingkungan,
Tanpa Menimbulkan berbahaya
Komitmen dalam pengurangan terhadap Limbah lingkungan
Komitmen dalam pemakaian Energi (Energy Eficiency)
Training (HSE Training Center – Sei Gerong)
Statement : Dalam hal pengembangan Kompetensi HSE, PT. SURYA DIRGANTARA MANDIRI berkomitmen dalam meningkatkan kemampuan maupun keahlian Pekerjanya, terutama dalam aspek HSE yang memenuhi Persyaratan Lokal maupun Internasional
Pengembangan Kompetensi dan keahlian dalam aspek HSE merupakan prioritas dalam pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM) di PT. SURYA DIRGANTARA MANDIRI, sehingga setiap pekerja wajib menjalani Safety Mandatory Training, HSE Training Module untuk aspek Operasi dan HSE Leadership Training dengan Standar Internasional.
Untuk naik ke jenjang Jabatan yang lebih tinggi, maka seorang pekerja wajib mengikuti pelatihan Modul HSE yang sesuai dengan Jabatan yang akan dicapainya dalam waktu tertentu.
Objective :
• Mempunyai Skill dan kemampuan Aspek HSE sesuai jabatan dan pekerjaa

Selasa, 27 September 2011

PEDOMAN PENERAPAN BEHAVIOR BASED SAFETY

Posted by CONTRAKTOR 23.27, under | No comments


1. Principles of behavioral safety (Prinsip – Prinsip Keselamatan Perilaku)
Dalam mengerjakan seluruh proyek pekerjaan, maka keselamatan kerja sangan penting dalam malaksanakan pekerjaan. Ini berhubungan dengan perilaku dalam bekerja. Ketika dalam bekerja perlu memperhatikan keselamatan agar seluruh pekrjaan berjalan tanpa adanya korban. Dalam bekejan perlu mengunakan alat pengaman diri untuk menghindari terjadinya kecelakaan yang fatal akibat kelalaian dalam bekerjan
2. Development of critical behavioral checklist (Pengembangan Ceklis Perilaku Kritis)
Pengembangan perilaku dalam bekerja sangat penting diterapkan dalam melaksanakan proyek pekerjaan guna keselamatan dalam bekerja, maka perlu dibuat ceklis pekerjaan sesuai dengan urutan sistem kerja untuk mencegah terjadinya kecelakaan dalam bekerja.
3. Communication skills (Keterampilan Dalam Berkomunikasi)
Komunikasi merupakan factor yang sangat memperngaruhi keberhasilan alam bekerja, pekerja dalam suatu proyek juga dituntuk mempunyai ketrampilan dalam menggunakan alat komunikasi untuk kelancaran suatu pekerjaan yang mempunyai jarak tertentu yang tidak dapat ditempuh dengan kendaraan. Dalam berkomunikasi dimaksutkan agar pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan prosedur dan gambar pekerjaan. Dan dengan berkomunikasi untuk menjalin kerjasama dengan pihak pengguna jasa.
4. Statistical analysis of observation data (satistik data pengamatan)
Dalam suatu proyek pekerjaan maka perlu dilakukan penghitungan data statistik dan pengamatan tentang prosentase pekerjaan yang telah ditentukan apakah sudah sesuai dengan jadwal yang telah disetujui dalam dokumen lelang.
5. Behavioral analysis (analisa Perilaku)
perilaku merupakan faktor utama pendukung produktivitas kerja, sehingga harus dikembangkan potensi dan perannya untuk mewujudkan keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran dalam bekerja sehingga dapat mencegah terjadinya kecelakaan dalam proyek pekerjaan.
6. Observation methodology (Pengamatan Metodology)
Dalam suatu proyek pekerjaan pelu dilakukan pengamatan setiap item pekerjaan bersama sama dengan pihak direksi penguna jasa. Dan dilakukan pencatatan dan laporan hasil pekerjaan.
7. Coaching skills (Pelatihan Ketrampilan)
Setiap karyawan baru dalan suatu proyek pekerjaan maka perlu dilakukan pelatihan terlebih dahulu agar terhinda dari kecelakaan – kecelakan yang sedang maupun yang fatal. Bimbingan juga perlu dilakukan agar karyawan lebih berkompeten dalam melaksanakan pekerjaannya.



8. BBS process implementation models (Proses Pelaksanaan Model BBS)
Dalam suatu pelaksanaan pekerjaan proyek perlu dilakukan suatu gambaran tentang suatu pekerjaan yang akan dilakukan sehingga mempunyai arah dan tujuan yang jelas dalam suatu pekerjaan. Ini dimungkinkan agar tidak terjadi kecelakaan dalam suatu pekerjaan.

Rabu, 21 September 2011

RESPON DARURAT MEDIS DAN PERAWATAN.

Posted by CONTRAKTOR 21.16, under | No comments


Respons Darurat Medis dan Fasilitas Perawatan
Kami akan menyediakan perawatan fasilitas medis sebagai tindakan pertama pada kecelakaan untuk Penguna jasa dan personilnya, dimana sistemnya akan dibicarakan dengan Penguna jasa.


Rencana Medis Darurat
Kami akan mengembangkan rencana medis darurat yang luas sebagai bagian dari rencana darurat keseluruhan.
Rencana hal di atas akan mencakup paling tidak :
a. Organisasi
b. Skema Panggilan
c. Nomor Telepon Darurat
d. Isi dan lokasi Peralatan Pertolongan Pertama atau ruangan pertolongan pertama, rencana evakuasi
e. Prosedur muster points / head count Sebuah pelatihan untuk menguji rencana Evakuasi Darurat akan dilakukan setidaknya sekali setiap 4 bulan.

Prosedur Pertolongan pertama
Personil Pertolongan pertama yang cukup akan dilatih atau dipraktikkan untuk memastikan bahwa perawatan dasar pertolongan pertama dapat dan disediakan bagisemua karyawan selama jadwal operasi proyek dan tidak lebih dari (4) empat menit waktu tunggu.

Kotak Pertolongan pertama
Kami akanmemastikan bahwa kotak pertolongan pertama disediakan diseluruh area kerja lebih dari empat menit dari ruangan pertolongan pertama atau klinik. Program inspeksi untuk area ini akan dikembangkan oleh kontraktor untuk penyesuaian dan pengisian secara kontinyu pada kotak pertolongan pertama di area.

Rumah Sakit
Kami akan membuat perjanjian untuk menyediakan rumah sakit yang sesuai untuk dicantumkan dalam rencana darurat keseluruhan. Kontraktor akan menyediakan dan mengoperasikan ambulance yang telah dilengkapi sesuai dengan standart industri yang baik.

Tim pemadam api
Pada tingkat tertentu jika pekerjaan mencakup pemotongan atau pencabangan pipa yang telah dialiri gas, kontraktor harus menyediakan dan menghubungi dinas pemadam api lokal untuk bersiap pada lokasi jika kejadian darurat terjadi. Untuk tingkat tertentu dan sesuai dengan analisa keselamatan kerja yang telah disetujui
sebagian pekerjaan juga dapat dilindungi dengan penyediaan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) sesuai dengan perkiraan kelas kebakarannya.

Transportasi
Kami akan menyediakan transportasi untuk personilnya ke dan dari lokasi kerja. Semua kendaraan harus memenuhi persyaratan hukum kendaraan Indonesia termasuk dengan pengemudi dan kendaraan yang terdokumentasi. Penggunaan sepeda motor didalam proyek sangat dilarang. Kontraktor harus menyediakan fasilitas parkir dekat dengan kantor di lokasi. Akses untuk kendaraan pribadi pada lokasi sangat dilarang dan memerlukan ijin masuk melalui sistem keamanan yang diimplementasikan oleh kontraktor. Kontraktor harus,
dengan pengetahuan Penguna jasa, menjalankan prosedur ijin masuk yang sesuai. Dilarang menggunakan truk atau pickup sebagai kendaraan untuk penumpang, kecuali kendaraan di pasang dengan kursi penumpang yang sesuai.

Akomodasi Tempat Tinggal dan Fasilitas Sementara
Akomodasi tempat tinggal
Kami akan memastikan bahwa semua penyediaan tempat tinggal, termasuk perlengkapan dan fasilitas terkait, untuk personil yang dipekerjakan oleh kontraktor di lokasi yang dikerjakan oleh kelompok manapun atau
subkontraktor mematuhi peraturan negara Indonesia atau peraturan Penguna jasa. Kami akan memastikan bahwa akomodasi tempat tinggal, mencakup perlengkapan dan fasilitas terkait, disediakan dan sesuai dengan peraturan lokal. Tindakan ini akan dilangsungkan secara teliti menggunakan program audit terjadwal yang sistematis dan disetujui oleh Penguna jasa.

Fasilitas Sementara selama Konstruksi
a. Umum
kami akan bertanggung jawab penuh dalam penyediaan fasilitas sementara bagi kru kerjanya dan pengawas PGN. Fasilitas harus dijaga pada kondisi baik dan sesuai dengan /tetapi tidak terbatas pada peraturan lokal dan persyaratan proyek.

b. Fasilitas Catering
Kantin yang disediakan harus bersih dan rapi serta higenis dan secara tepat memungkinkan untuk mengakomodasi tim kerja secara mudah, dengan fasilitas terpisah untuk kelompok etnis utama atau kepercayaan yang berbeda yang dipekerjakan pada daerah kerja. Kontraktor akan menyerahkan rencana untuk disetujui PGN tentang fasilitas kantin dan audit inspeksi selama durasi proyek.

c. Toilets, Fasilitas Pencucian dan Ruang Ganti
Fasilitas ini harus diletakan secara strategis pada lokasi, biasanya didekat kantin dan lokasi kerja subkontraktor.
Kontraktor harus menyediakan dan mempertahankan sistem pembuangan sementara, yang sesuai dengan semua regulasi dan persyaratan dari pihak yang berwenang dengan pertimbangan higenis dari tempat kerja.

MENEJEMEN DARI IZIN KERJA

Posted by CONTRAKTOR 21.12, under | No comments


Izin Kerja (Permits to Work - PTW) (bersama-sama dengan metode yang berkaitan dan sertifikasi yang berkaitan jika perlu), harus diperoleh untuk pekerjaan yang mencakupantara lain :
a. Aktifitas kerja didalam fasilitas pabrik
b. Material beracun
c. Hot work dengan keberadaan bahan mudah terbakar atau peledak
d. Penggalian
e. Pekerjaan kelistrikan yang dinyalakan (Kontraktor bertanggung jawab dalam mamastikan bahwa sistem yang diasumsikan ‘tidak dinyalakan’ memang tidak dialiri listrik.)
f. Izin masuk pada area tertutup
g. Operasi Penyelaman
h. Pengangkatan berat/kritikal (Diputuskan oleh PGN)
i. Pengangkatan personil dengan cara mekanis (man baskets)
j. Peralatan peledak
k. Radiasi Ionisasi
l. Aktifitas commissioning (termasuk pekerjaan konstruksi yang belum selesai di daerah yang akan di- commissioning)
m. Pengujian Hidraulik/pneumatic/hidrostatik atau pengujian sistem lainnya
n. Pekerjaan penghancuran dan demobilisasi
Penyediajasa berhak untuk membatalkan izin kerja pada setiap waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya jika pertimbangan keselamatan membutuhkannya. Ijin kerja yang dikeluarkan oleh PGN tidak melepaskan kontraktor dan subkontraktor dari tanggung jawabnya untuk mengamati dan melakukan tindakan pencegahan kecelakaan
untuk lingkungan kerja yang aman di dalam daerah kerja dalam keadaan berhenti ataupun saat operasi.

JOB SAFETY ANALISYS (JSA)

Posted by CONTRAKTOR 21.06, under | No comments


Salah satu cara untuk mencegah kecelakaan di tempat kerja adalah dengan menetapkan dan menyusun prosedur pekerjaan dan melatih semua pekerja untuk menerapkan metode kerja yang efisien dan aman. Menyusun prosedur kerja yang benar merupakan salah satu keuntungan dari menerapkan Job Safety Analysis (JSA) – yang meliputi mempelajari dan membuat laporan setiap langkah pekerjaan, identifikasi bahaya pekerjaan yang sudah ada atau potensi (baik kesehatan maupun keselamatan), dan menentukan jalan terbaik untuk mengurangi dan mengeliminasi bahaya ini.
JSA digunakan untuk meninjau metode kerja dan menemukan bahaya yang :
• Mungkin diabaikan dalam layout pabrik atau bangunan dan dalam desain permesinan, peralatan, perkakas, stasiun kerja dan proses.
• Memberikan perubahan dalam prosedur kerja atau personel.
• Mungkin dikembangkan setelah produksi dimulai.

Pengertian Job Safety Analysis
JSA merupakan identifikasi sistematik dari bahaya potensial di tempat kerja yang dapat diidentifikasi, dianalisa dan direkam. Hal-hal yang dilakukan dalam penerapan JSA :
• Identifikasi bahaya yang berhubungan dengan setiap langkah dari pekerjaan yang berpotensi untuk menyebabkan bahaya serius.
• Menentukan bagaimana untuk mengontrol bahaya.
• Membuat perkakas tertulis yang dapat digunakan untuk melatih staf lainnya.
• Bertemu dengan pelatih OSHA untuk mengembangkan prosedur dan aturan kerja yang spesifik untuk setiap pekerjaan.

Keuntungan dari melaksanakan JSA adalah :
• Memberikan pelatihan individu dalam hal keselamatan dan prosedur kerja efisien.
• Membuat kontak keselamatan pekerja.
• Mempersiapkan observasi keselamatan yang terencana.
• Mempercayakan pekerjaan ke pekerja baru.
• Memberikan instruksi pre-job untuk pekerjaan luar biasa.
• Meninjau prosedur kerja setelah kecelakaan terjadi.
• Mempelajari pekerjaan untuk peningkatan yang memungkinkan dalam metode kerja.
• Mengidentifikasi usaha perlindungan ynag dibutuhkan di tempat kerja.
• Supervisor dapat belajar mengenai pekerjaan yang mereka pimpin.
• Partisipasi pekerja dalam hal keselamatan di tempat kerja.
• Mengurangi absent.
• Biaya kompensasi pekerja menjadi lebih rendah.
• Meningkatkan produktivitas.
• Adanya sikap positif terhadap keselamatan.

Mengembangkan Sebuah JSA
A. Memilih Pekerjaan
Pekerjaan dengan sejarah kecelakaan yang buruk mempunyai prioritas dan harus dianalisa terlebih dulu. Dalam memilih pekerjaan yang akan dianalisa, supervisor sebuah departemen harus memenuhi faktor berikut ini :

1. frekuensi kecelakaan.
Sebuah pekerjaan yang sering kali terulang kecelakaan merupakan prioritas utama dalam JSA.
2. tingkat cedera yang menyebabkan cacat.
Setiap pekerjaan yang menyebabkan cacat harus dimasukan ke dalam JSA.
3. kekerasan potensi
Beberapa pekerjaan mungkin tidak mempunyai sejarah kecelakaan namun mungkin berpotensi untuk menimbulkan bahaya.
4. pekerjaan baru
JSA untuk setiap pekerjaan baru harus dibuat sebisa mungkin. Analisa tidak boleh ditunda hingga kecelakaan atau hamper terjadi kecelakaan.
5. mendekati bahaya
Pekerjaan yang sering hampir terjadi bahaya harus menjadi prioritas JSA.

B. Membagi Pekerjaan
Untuk membagi pekerjaan, pilihlah pekerja yang benar untuk melakukan observasi. Pilihlah pekerja yang berpengalaman, mampu dan kooperatif sehingga mampu berbagi ide. Jelaskan tujuan dan keuntungan dari JSA kepada pekerja.
Observasi performa pekerja terhadap pekerjaan dan tulis langkah dasar JSA. Rekaman video pekerjaan dapat digunakan untuk peninjauan di masa mendatang. Pertanyakan langkah awal pekerjaan dilanjutkan langkah selanjutnya dan seterusnya.

C. Identifikasi Bahaya dan Potensi Kecelakaan Kerja
Tahap berikutnya untuk mengembangkan JSA adalah identifikasi semua bahaya termasuk dalam setiap langkah. Identifikasi semua bahaya baik yang diproduksi oleh lingkungan dan yang berhubungan dngan prosedur kerja.
Tanyakan pada diri masing-masing pertanyaan berikut untuk setiap tahap:
- adakah bahaya mogok, akan mogok atau kontak yang berbahaya dengan objek pekerjaan?
- Dapatkah pekerja memegang objek dengan aman?
- Dapatkah gerakan mendorong, menarik, mengangkat, menekuk atau memutar yang dilakukan menyebabkan ketegangan?
- Adakah potensi tergelincir atau tersandung?
- Adakah bahaya jatuh ketika pekerja berada di tempat tinggi?
- Dapatkah pekerja mencegah bahaya saar kontak dengan sumber listrik dan kontak putus?
- Apakah lingkungan berbahaya bagi keselamatan dan kesehatan? Adakah konsentrasi gas beracun, asap, kabut, uap, debu, panas atau radiasi?
- Adakah bahaya ledakan?

D. Mengembangkan Solusi
Langkah terakhir dalam JSA adalah mengembangkan prosedur kerja yang aman untuk mencegah kejadian atau potensi kecelakaan. Beberapa solusi yang mungkin dapat diterapkan:
- Menemukan cara baru untuk suatu pekerjaan
- Mengubah kondisi fisik yang menimbulkan bahaya.
- Mengubah prosedur kerja,
- Mengurangi frekuensi pekerjaan.

Poin utama dari job safety analysis adalah : mencegah kecelakaan dengan antisipasi dan eliminasi serta mengontrol bahaya yang ada.

Tags